MA’RIFATUL QURAN
a. pengertian Al-Quran
Al-Quran
berasal dari kata : قَرأ - يقرأ - قرأنا-قراءة berarti bacaan. Al-Quran adalah Kalamullah
yang mulia dan terpelihara yang diturunkan oleh Allah lewat perantaan Malaikat
Jibril kepada nabi Muhammad saw. dalam bahasa Arab, terdiri 30 juz, agar ia
menjadi peringatan untuk seluruh
manusia.
Sebagaimana firman Allah di bawah ini:
إِنَّهُ لَقُرْءَانٌ كَرِيمٌ(77)فِي كِتَابٍ
مَكْنُونٍ(78)لاَ يَمَسُّهُ إِلاَّ الْمُطَهَّرُونَ(79) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ ا لْعَالَمِينَ(80)
“Sesungguhnya
Al-Quran ini adalah bacaan yang amat mulia, pada kitab yang terpelihara tidak
menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta
alam”. (56:75-80).
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْءَانًا
عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ ا لْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا…
“Demikianlah
Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan
kepada Umul Qura dan penduduk-penduduk negeri sekelilingnya ... ”.
(42:7).
Adapun secara syar’i,
Al-Quran adalah hudallillas, bayyinat minal huda dan furqon. Sebagaimana
firman Allah di bawah ini:
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ ا لْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ
مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“...Dia menurunkan Al-Quran di dalam bulan Romadhan, sebagai
petunjuk bagi manusia, penerangan dan furqon ...”.
(2:185).
Yang dimaksud huda adalah gambaran huruf dan lafadz yang
jelas dan tegas yang termaktub di dalam Al-Quran 30 juz, dan bayyinat adalah
gambaran huruf alam yang kongrit, yaitu ayat-ayat kauniyah, sedangkan furqon
adalah yang memisahkan dua hal yang berbeda sebagai kesimpulan dari makna-makna
huda dan bayyinat.
b. keberadaan kitab-kitab sebelum datangnya Al-Quran
Sebagaimana kita lihat dalam materi Ma’rifatul Insan, bahwa
Allah SWT telah memberikan potensi huda kepada manusia, yaitu berupa wahyu,
untuk membimbing manusia ke jalan-Nya yang lurus. Sebelum Al-Quran, wahyu/kitab-kitab yang
Allah turunkan dan kita ketahui namanya, yaitu: Taurat, diturunkan kepada Nabi
Musa as.; Zabur, diturunkan kepada Nabi Daud as; dan Injil diturunkan kepada
Nabi Isa as. serta Suhub Ibrahim dan Musa.
Seorang mu’min wajib mengimani kitab-kitab tersebut. Ia
adalah merupakan tuntunan dari Allah SWT untuk membimbing umat manusia ke jalan
yang lurus dan diridhai-Nya, maka apabila manusia sudi mengikutinya ia akan terbimbing ke jalan yang lurus, sedangkan
bila menolaknya ia akan tersesat dari jalan-Nya.
Allah SWT berfirman:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ءَامِنُوا
بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَ الْكِتَابِ
الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ
وَرُسُلِهِ وَ الْيَوْمِ اْلأَخِرِوَ ا
لْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً
بَعِيدًا(136)
“Wahai
orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada
kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatnya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya”. (4:136).
Namun realisasinya, ajaran-ajaran Al-Kitab itu tidak
diamalkan dan hukum-hukumnya tidak ditegakkan di dalam masyarakat, hal ini
disebabkan karena nilai-nilai kitab tersebut telah dirusak dan dikaburkan oleh
pendeta dan rahib mereka, sehingga masyarakat tidak mengenal ajaran /nilai-nilai
kitabnya secara benar. Akibatnya, secara
pasti, mereka keluar dari rel yang digariskan oleh Allah SWT.
Keberadaan kitab-kitab suci ketika Al-Quran diturunkan
adalah sebagai berikut:
1. Telah ditahrif dari tempat-tempatnya.
Sebagaimana Firman Allah SWT di bawah ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا
نَصِيبًا مِنَ ا لْكِتَابِ يَشْتَرُونَ
الضَّلاَلَةَ وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ(44) وَاللهُ أَعْلَمُ
بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَى بِاللهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللهِ نَصِيرًا(45) مِنَ
الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ ا
لْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ
مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيًّا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِي الدِّينِ وَلَوْ
أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا
لَهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللهُ وَلَكِنْ لَعَنَهُمُ اللهُ
بِكُفْرِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً(46)
“Apakah
kamu tidak memperhatikan kepada
orang-orang yang telah diberi bahagian Al-Kitab
(Taurat?) Mereka membeli kesesatan dengan petunjuk dan mereka bermaksud
agar kamu tersesat dari jalan yang benar. Dan Allah lebih mengetahui daripada
kamu tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi pelindung bagimu. Dan
cukuplah Allah menjadi penolong bagimu. Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah
perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami
tidak menurutinya. ...”. (4:44-46).
Makna kalimat “yuharrifu kalamallahi ’an mawadhi’ihi”
(merubah perkataan dari tempat-tempatnya) adalah mena’wilkannya dengan kebatilan, atau
menyelewengkan maksud ayat dari konteknya.
2. Ajaran-ajarannya disembunyikan.
Sebagaimana firman Allah di bawah
ini:
الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ ا لْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ
أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ا لْحَقَّ وَهُمْ
يَعْلَمُونَ(146)
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri
Al-Kitab mengetahui Muhammad seperti
mereka mengetahui anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian mereka
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”. (2:146).
Dalam dalam ayat di atas, mereka (pendeta dan rahib) faham
benar tentang akan datangnya seorang nabi (yaitu Nabi Muhammad saw) yang tertera
dalam kitab sucinya, namun kebenaran itu mereka sembunyikan, sehingga masyarakat
tidak memahami kebenaran itu.
3. Ditalbis dengan kebatilan.
Sebagaimana firman Allah SWT di bawah ini:
يَاأَهْلَ
ا لْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ(70)
يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ
تَلْبِسُونَ ا لْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
وَتَكْتُمُونَ ا لْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ(71)
“Wahai
ahli kitab, kenapa kamu kafir kepada ayat-ayat Allah, padahal kamu menyaksikan.
Wahai ahli kitab, kenapa kamu campur adukkan antara hak dan batil dan engkau
sembunyikan yang hak, padahal kamu mengetahui?”. (3:70-71).
Karena Keberadaan Al-Kitab yang beredar dimasarakat tidak
bisa dipertanggung jawabkan keberanan dan kemurniannya akibat perbuatan pendeta
dan rahib itu, maka Allah menurunkan Al Quran untuk membenarkan dan meluruskan
kembali ajaran-ajaran yang telah diselewengkan.
Sebagaimana firman Allah:
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِ ا
لْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“... Dan Kami telah turunkan al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, dan batu uji bagi kitab-kitab yang lain itu...”.
(5:48).
c. Tiga elemen pokok al-quran dan fungsi-fungsinya
Al-Quran
memiliki elemen pokok, yaitu huda linnas, bayyinat minal huda dan furqon. Ketiga
elemen ini memiliki fungsi-fungsi yang lebih spisifik dalam penerapannya. Oleh
karena itu, kita harus memahami dengan benar ketiga elememen itu dan
fungsi-fungsinya, sehingga kita dapat mengambil manfaat dari Al-Quran
sebesar-besarnya.
Tentang ketiga elemen itu, Allah
berfirman:
الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ ا لْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ
مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Dia menurunkan AlQuran di dalam bulan Romadhan, sebagai
petunjuk bagi manusia, penerangan dan furqon.
(2:185).
1. Hudan Linnas
Makna Hudan Linnas adalah petunjuk bagi manusia. Oleh karena
itu, Al-Quran sebagai huda linnas menjelaskan tentang konsep dan tata cara hidup
yang lurus. Al-Quran menjelaskan dengan gamblang tentang konsep hidup, baik
konsep hidupnya orang-orang yang telah diberi nikmat yang harus diikuti, dan
konsep hidupnya orang-orang yang dimurkai Allah serta konsep hidupnya
orang-orang yang sesat yang harus dijauhi. Sehingga dengan penjelasan ini
manusia dapat menempuh jalan hidup yang benar-benar diridhai oleh Allah Swt,
yaitu Sirotol Mustaqim.
إِنَّ هَذَا ا لْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
وَيُبَشِّرُ ا لْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ
يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا(9)
“Sesungguhnya
Al Quran ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi gembira
kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal shaleh bagi mereka ada pahala
yang besar”. (17:9).
a. Hal-hal pokok yang berhubungan huda linnas
Hal-hal pokok yang dikaitkan dengan huda lillas adalah:
Shirotol Mustaqim, Iqomatul kitab, Muhtadi dan Mudlilu, dan Pertanggung
jawaban.
Untuk itu marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ ا لْمُسْتَقِيمَ(6) صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ
الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ(7)
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat
kepadanya, bukannya jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan
orang sesat”. (1:6-7).
قُلْ يَاأَهْلَ ا لْكِتَابِ لَسْتُمْ عَلَى شَيْءٍ حَتَّى
تُقِيمُوا التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ
…
“Katakanlah:”Hai
Ahli kitab, kamu tidak dipandang beragama sehingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat, Injil, dan Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu” Sesungguhnya
apa yang diturunkan dari Tuhanmu dari Tuhanmu itu . (5:68).
أَلَيْسَ اللهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ
هَادٍ(36) وَمَنْ يَهْدِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُضِلٍّ أَلَيْسَ اللهُ بِعَزِيزٍ
ذِي انْتِقَامٍ(37)
“Bukankan
Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu
dengan sesembahan-sesembahan selain Allah? Dan barang siapa yang disesatkan
Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya. Dan barang siapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya.
Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai kekuasaan untuk mengazab?”. (Qs.
39:36-37).
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ
إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(43) وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ
وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ(44)
“Maka
perpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu.
Sesungguhnya kamu berada di jalan yang lurus. Dan sesungguhnya Al Quran itu
adalah benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu
akan dimintai pertanggung jawaban”. (Qs. 43:43-44).
Huda dikaitkan dengan sirotol Mustaqim, yaitu sistem hidup
yang lurus kebalikan dari mahgdhub dan dhallin, ini menegaskan perbedaan sistem
dan pola hidup yang ditempuh manusia. Orang yang beriman kepada Al-Quran pasti
akan bersistem berpola hidup Qurani sedangkan orang-orang yang kafir pasti akan
bersistem dan perpola hidup bertentangan dengan Quran. Oleh karena itu, dapat
ditegaskan bila ada orang yang katanya beriman kepada Al-Quran, tetapi mereka
tidak bersistem dan berpola hidup Qurani maka ia belum mendapat huda dari
Al-Quran.
Hudan juga dikaitkan dengan iqomatul-Kitab, artinya orang
yang mengimani Al-Quran pasti akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk
menegakkan Al-Kitab, sehingga hukum syariahnya berlaku bagi
manusia.
Hudan juga dikaitkan dengan Muhtadi dan Mudillun, ini
artinya orang yang menjadikannya Al-Quran sebagai kitab sucinya pasti akan
mengikuti petunjuk Al-Quran dengan mengamalkannya dalam kehidupan ini. Adapun
dikaitkan dengan pertanggung jawaban, maka menunjukkan bahwa orang-orang yang
mengimaninya pasti akan menjaga dengan sebenar-benar ajaran-ajaran Al-Quran,
karena ia merupakan amanat Allah yang akan diminta pertanggung
jawaban.
b. Fungsi Hudan
Adapun fungsi hudan yaitu memberi tahukan bahwa dalam
kehidupan ini ada dua jalan/sistem
hidup, yaitu jalan/sistem hidup Islami dan jalan/sistem hidup Jahili.
Jalan/sistem Islami yaitu jalan/sistem hidup yang ditempuh oleh orang mu’min dan
jalan/sistem hidup yang bengkok yaitu jalan/sistem yang ditempuh ditempuh oleh
orang kafir dan munafik.
Tentang adanya dua sistem hidup itu sebagaimana firman Allah
di bawah ini:
وَهَدَيْنَهُ النَّجْدَيْن (10)
“Dan
Kami menunjukinya dua jalan". (90:10)
Dengan demikian, kita sebagai orang yang mengimani Al-Quran,
harus memfungsikannya sebagaai huda, dengan aplikasinya menempuh sistem hidup
yang lurus yaitu sirotol Mustaqim.
Sebagaiman firman Allah di bawah
ini:
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ
أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا ا
لْكِتَابُ وَلاَ اْلإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ
نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ(52)
“Dan
demikianlah Kami wahyukan kepadaku ruh (wahyu) dengan perintah Kami. Sebelummya
kamu tidak mengetahui apakah Al-Kitab (AlQuran) dan tidak pula mengetahui apakah
iman itu, tetapi Kami menjadikan AlQuran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan
dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami, Sesungguhnya kamu
benar-benar memberi petunjuk ke jalan yang lurus”. (42:52).
2. Bayyinat Minal Huda
Makna bayyinat minal huda yaitu menerangkan tentang rincian
huda, yaitu berupa rincian tentang
realitas dan hukum-hukum praktis, untuk menyelesaikan perkara-perkara diantara
manusia.
Marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah
ini:
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ
اللهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ
النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ
أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى
اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ ا لْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللهُ يَهْدِي مَنْ
يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(213)
“Manusia
itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan) maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi
kabar gembira dan pemberi peringatan dan Allah menurunkan bersama mereka kitab
yang benar, untuk memberi keputusan di antara mereka tentang perselisihan yang
mereka perselisihan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan mereka yang
telah didatangkan Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki di atara mereka sendiri. Maka
Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang
hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah memberi
petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”.
(2:213).
سُورَةٌ أَنْزَلْنَا هَا وَفَرَضْنَا هَا
وَأَنْزَلْنَا فِيهَا ءَايَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ(1)
“Ini
adalah suatu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum
yang ada di dalamnya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat yang jelas, agar kamu
selalu mengingatinya”. (24:1)
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا
بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ
الْكِتَابَ وَ ا لْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
وَأَنْزَلْنَا ا لْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ
شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ
بِالْغَيْبِ إِنَّ اللهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ(25)
“Sesungguhnya
Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan ...”. 57:25).
a. Hal-hal Pokok yang Berhubungan Bayyinat
Hal-hal pokok yang berhubungan dengan Bayyinal minl huda
adalah: Al-Kitab dan maa ikhtalafu, Al-Hikmah, Al-dzikr,
Al-ayat.
Sebagai mana kita lihat dalam ayat-ayat di bawah ini:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ ا لْكِتَابَ إِلاَّ لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي
اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ(64)
“Dan
kami tidak menurunkan kepadamu Al Kitab kecuali agar kamu dapat menjelaskan
kepada mereka apa yang mereka perselihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat
bagi kaum yang beriman”. (16:64).
وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ
قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ
فِيهِ فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ(63)
“Dan
tatkala Isa datang membawa keterangan ia berkata: “Sesungguhnya aku datang
keadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian yang kamu
berselisih tentangnya, maka bertakwallah kepada Allah dan taatlah kepadaku”.
(43:63).
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ
لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ
يَتَفَكَّرُونَ(44)
“Dan
Kami turunkan kepadamu adzkir (Al Quran) agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan”. (16:44).
وَقَالَ الَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ لَوْلاَ
يُكَلِّمُنَا اللهُ أَوْ تَأْتِينَا ءَايَةٌ كَذَلِكَ قَالَ الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ مِثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَابَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا اْلآيَاتِ
لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ(118)
“Dan
orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “Mengapa Allah tidak langsung
berbicara dengan Kami atau datang ayat (tanda-tanda) kekuasaan-Nya kepada
kami?”. Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti
ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan
tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin”. (2:118).
Secara realitas kehidupan di alam ini adalah penjelasan lain
dari wahyu Allah. Oleh karena itu alam merupakan bukti kebenaran
Al-Quran.
b. Fungsi bayyinat.
Fungsi dari bayyinat adalah menjelaskan hukum praktis,
meluruskan ajaran wahyu sebelum Al Quran, menggambarkan amtsal kehidupan dan
menjelaskan segala sesuatu.
Marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah
ini.
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ
الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
عَلِمَ اللهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ
وَعَفَا عَنْكُمْ فَاْلآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللهُ لَكُمْ
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ
ا لْخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ ا لْخَيْطِ
اْلأَسْوَدِ مِنَ ا لْفَجْرِ ثُمَّ
أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلاَ تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ
فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللهِ
فَلاَ تَقْرَبُوهَاكَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ ءَايَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ
يَتَّقُونَ(187)
“Dihalalkan
bagi kamu pada malan hari bulan puasa bercampur dengan sitri-istri kamu; mereka
dalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwa kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan
memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan
minumlah hingga terang bagimu banang putih dan benang hitam, yaitu
fajar.Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam, tetapi janganlah
kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan
Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya
mereka bertaqwa”. (2:187).
يَسْأَلُونَكَ عَنِ ا لْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ
كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ
ا لْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ
تَتَفَكَّرُونَ(219)
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.
Katakanlah: “Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa bagi keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka
bertanya kepadamu tentang yang dinafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari
keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamuberfikir”. (2:219).
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ
إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ(44)
“Dan
Kami turunkan kepadamu adzkir (Al Quran) agar kamu menerangkan kepada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan”. (16:44).
أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ
جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ
الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ ا لْكِبَرُ
وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ اْلآيَاتِ لَعَلَّكُمْ
تَتَفَكَّرُونَ(266)
“Apakah
ada salah seorang di antara kamu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dia mempunyai di dalam ladangnya itu
bermacam-macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada pada orang itu,
sedang ia mempunyai keturunan yang lemah-lemah. Maka kebun itu diterjang angin
keras yang mengandung api lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya supaya kamu memikirkan”. (2:266).
… وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ا
لْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى
لِلْمُسْلِمِينَ(89)
“Dan
Kami turunkan kepadamu Al Kitab, untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.
(16:89).
3. Al-Furqon.
Al-Furqon artinya pembeda/pemisah, yaitu yang membedakan/
memisahkan antara hak dan batil, sehingga antara hak dan batil itu tidak
bercampur aduk. Al-Quran sebagai Al-Furqon, maka ia memisahkan kelompok
orang-orang yang beriman dan kelompok orang-orang yang kafir, sehingga kedua
kelompok itu tidak bercampur aduk. hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Allah
dalam firman-Nya.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ
تَتَّقُوا اللهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ ذُو ا
لْفَضْلِ ا
لْعَظِيمِ(29)
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan kami furqon dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar”. (8:29).
a. Hal-hal pokok yang berhubungan Furqon
Mari kita perhatikan firman Allah di bawah
ini:
… إِنْ كُنْتُمْ أَمَنْتُمْ بِاللهِ وَمَآ
أَنْزَلْنَا عَلَى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ التَّقَى اْلجَمْعَانِ
…
“...Dan
jika kamu beriman kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad)
pada hari bertemunya dua jamaah”. (8:41).
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ
فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ
الشَّيْطَانِ هُمُ ا لْخَاسِرُونَ(19)
"Syaitan
telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itu
hizbus-syaithan. Ketahuilah, bahwa hizbus-syaithan itu, itulah golongan yang rugi”. (58:19).
لاَ تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَ ا
لْيَوْمِ اْلأَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ
حَادَّ اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا ءَابَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ
إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ اْلإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ
وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
اْلأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
أُولَئِكَ حِزْبُ اللهِ أَلاَ إِنَّ حِزْبَ اللهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ(22)
“Kamu
tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya saling
berkasih sayang terhadap orang-orang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang
datang daripada-Nya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun puas terhadap
limpahan rahmat-Nya. Mereka itulah Hizbullah (Partai Allah). Ketahuilah bahwa
Partai Allah itulah yang akan menang”. (58:22)..
Sebagaimana kita lihat dalam ayat di atas, hal yang
berhubungan dengan furqon yaitu, yaumal taqol jam’an (hari bertemunya dua
jamaah). Hal ini menegaskan bahwa dengan Al-Quran sebagai furqon, maka manusia
akan terbelahmejadi dua kelompok besar, yaitu kelompok orang-orang yang beriman
dan kelompok orang-orang kafir, hizbullah dan hizbus syaithan, partai Allah dan
partai syaithan. Al-Quran sebagai Al-Furqon, pasti memisahkan antara al-hak dan
al-batil, sehingga tidak bercampur aduk lagi.
b. Fungsi Furqon
Dengan Al-Quran sebagai furqon, maka akan mempertegas
kelompok yang menerima Al Quran dan kelompok orang yang menentang Al-Quran.
Orang-orang yang menerima Al-Quran
(petunjuk Allah) mereka pasti akan keluar dari sistem jahiliyah dengan hijrah kemudian membentuk sistem
sendiri, sehingga terbagilah masyarakat ke dalam dua kelompok yaitu amanat
thoifah dan kafarot thoifah, Jamaah muslimin dan jamaah kafirin, negara Islam
dan negara kafir (sekuler) (Qs;61;14).
Tidak bisa bersatunya antara sistem Islam dan jahiliyah,
serta keharaman orang yang berideologikan Islam bergabung/bertempat tinggal di
dalam kalangan jahiliyah itu, sebagaimana diterangkan dalam ayat di bawah
ini:
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ ا لْمَلاَئِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا
فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي اْلأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللهِ
وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ
مَصِيرًا(97)
“Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan dzalim (tidak mau berhijrah),
ditanyakan kepada mereka: “Dalam keadaan bagaimana kamu itu?”. Mereka menjawab:
“kami adalah orang-orang yang lemah yang tertindas muka bumi”. Malaikat berkata
kepada mereka: “Bukankah bumi Allah itu luas, yang kamu dapat berhijrah
kepadanya?”. Mereka itu tempatnya neraka
jahannam dan jahanam itu adalah seburuk-buruk tempat”. (4:97).
Ayat di atas diturunkan berkaitan dengan adanya beberapa
orang mu’min yang tidak mau ikut berhijrah ke Madinah dan tetap tinggal Mekah,
sehingga ketika Mekah mengerahkan pasukan untuk menyerang Madinah, orang-orang
ini dipaksa ikut memerangi Madinah,
kemudian mereka terbunuh semua oleh pasukan Islam. Allah menyamakan mereka
dengan orang kafir dan melemparkan mereka ke dalam api neraka.
Dalam ayat lain diterangkan, bagi orang-orang yang beriman
tetapi tidak mau melepaskan diri dengan pemerintahan kafir, maka tidak ada
tanggung jawab sedikitpun bagi pemimpin Islam untuk menolong mereka. Sebagaimana
ayat di bawah ini:
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ
ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ
ءَامَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلاَيَتِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ
النَّصْرُ إِلاَّ عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ(72)وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ إِلاَّ
تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي
اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ(73) وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَهَاجَرُوا
وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللهِ وَالَّذِينَ ءَاوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ
هُمُ ا لْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ
مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ(74)
“Sesungguhya
orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad dengan harta dan jiwanya di
jalan Allah dan orang-orang yang memberikan pertolongan kepada muhajirin, satu
terhadap yang lain adalah saling pimpin memimpin. Dan kepada orang-orang yang
beriman tetapi tidak berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu
melindungi mereka, akan tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam
urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali kepada
kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dan antara mereka. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya orang kafir satu dengan yang
lainnya saling pimpin-memimpin, kalau kamu tidak berbuat yang demikian maka kamu
akan ditimpa fitnah di muka bumi dan akan mendapat kerusakan yang besar. Dan
orang-orang yang beriman, berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan
orang-orang yang memberi pertolongan (kepada kaum muhajirin) mereka itulah
orang-orang yang mu’min sebenarnya. bagi mereka ampunan Allah dan rizki yang
mulia”. (8:72-74).
d. pengikut al-quran dan akibat-akibatnya
Allah berfirman:
وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ
إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ ا لْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لاَ
تَشْعُرُونَ(55)
“Dan
ikutilah sebaik-baik kepada apa yang telah diturunkan kepadamu oleh Tuhanmu,
sebelum datang kepadamu azab dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya”.
(39:55).
Allah telah memerintahkan kepada seluruh hamba-hamba-Nya
agar mengikuti ajaran-ajaran Al-Quran dan jangan sekali-kali mengikuti jalan
selain Al-Quran, karena selain Al-Quran itu akan menceraiberaikan manusia dan
menjerumuskannya ke dalam kesesatan.
Dalam menanggapi seruan Allah itu, manusia terbagi menjadi dua, ada yang
memenuhi seruan itu dengan mengikuti ajaran-ajarannya dan yang menolaknya dengan mengingakri
ajaran-ajarannya.
1. Pengikut Al Quran.
Orang-orang yang mengikuti Al-Quran, menjadikannya sebagai
undang hidupnya adalah: Muttaqin, Ulil Albab/Ulil Absor, dan man
yakhsya.
ذَلِكَ
ا لْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2) الَّذِينَ
يُؤْمِنُونَ بِا لْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ
يُنْفِقُونَ(3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ
مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلأَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ(4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ
رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ ا
لْمُفْلِحُونَ(5)
“Inilah
al-Kitab yang tiada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib yang mendirikan shalat dan
menginfaqkan sebagian rizki yang dianugerahkan Allah kepadanya. dan mereka
beriman kepada kitab yang telah diturunkan kepadamu dan kepada kitab-kitab yang
diturunkan sebelum kamu, serta mereka yakin akan kehidupan akhirat. Mereka
itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka adalah orang-orang
yang beruntung”. (2:2-5).
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَبَ عَلَى اللهِ
وَكَذَّبَ بِالصِّدْقِ إِذْ جَاءَهُ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى
لِلْكَافِرِينَ(32) وَالَّذِي جَاءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهِ أُولَئِكَ
هُمُ
الْمُتَّقُونَ(33)
“Maka
siapakah yang lebih dzalim daripada orang-orang yang membuat dusta kepada Allah
dan mendusatakan kebenaran yang datang kepadanya? Bukankah di neraka jahanam
tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir? Dan orang yang membawa
kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.
(39:32;33).
وَالَّذِينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ
يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوا إِلَى اللهِ لَهُمُ
الْبُشْرَى فَبَشِّرْ عِبَادِ(17) الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ا لْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ
أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو اْلأَلْبَابِ(18)
“Dan
orang-orang yang menjauhi thaghut dengan tidak menyembahnya, dan kembali kepada
Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada
hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan
mereka itulah orang-orang yang berakal”. (39:17-18).
طه(1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ
لِتَشْقَى(2) إِلاَّ تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى(3) تَنْزِيلاً مِمَّنْ خَلَقَ اْلأَرْضَ وَالسَّمَوَاتِ الْعُلاَ(4)
الرَّحْمَنُ عَلَى ا لْعَرْشِ
اسْتَوَى(5)
“Thaha,
Kami tidak menurunkan Al-Quran ini, agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai
peringatan bagi orang-orang yang takut (kepada Allah), yaitu diturunkan dari
Tuhan yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Yaitu Tuhan yang Pemurah
yang bersemayam di atas ‘Arsy”. (20:1-5).
سَنُقْرِئُكَ فَلاَ تَنْسَى(6) إِلاَّ مَا
شَاءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفَى(7) وَنُيَسِّرُكَ
لِلْيُسْرَى(8) فَذَكِّرْ إِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى(9) سَيَذَّكَّرُ مَنْ
يَخْشَى(10) وَيَتَجَنَّبُهَا
اْلأَشْقَى(11)
“Kami
akan membacakan kepadamu Al-Quran, maka kamu tidak akan lupa, kecuali jika Allah
menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi. Dan
Kami akan memberimu taufiq kepada jalan yang mudah, oleh karena itu berikanlah
peringatan karena peringatan itu bermanfaat, orang-orang yang takut kepada
Allah akan mengambil pelajaran,
orang-orang yang kafir akan menjauhinya”. (87:6-11).
2. Akibat Menerima Al Quran
Bagi orang-orang yang menerimaal-Quran sebagai tuntunan dan
undang-undang hidupnya, maka Allah memberikan balasan kepada mereka, berupa ketenangan hidup (tidak ada rasa takut dan
khawatir serta tidak bersedih hati ) dan keselamatan serta kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Sebagaimana Firman Allah di bawah
ini:
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا
يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ
هُمْ يَحْزَنُونَ(38)
“Kami
berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudia jika datang petunjuk
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekkawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati”.
(2:38).
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ
لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ
فَلاَ يَضِلُّ وَلاَ يَشْقَى(123)
“Maka
jika datang kepadamu petunjuk-Ku, lalu
barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka”. (20:123).
e. penentang al-quran dan akibat-akibatnya
1. Penentang AlQuran
Orang yang menentang Al-Quran dan tidak mau menjadikannya
sebagai tuntunan dan undang-undang hidupnya, mereka adalah orang-orang yang
sombong dan menutup hatinya, orang yang dengki yang lebih mencintai dunia
daripada akhirat.
Sebagaimana Firman Allah SWT di bawah
ini:
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَى ا لْكِتَابَ وَقَفَّيْنَا مِنْ بَعْدِهِ
بِالرُّسُلِ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ
ا لْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ
ا لْقُدُسِ أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ
اسْتَكْبَرْتُمْ فَفَرِيقًا كَذَّبْتُمْ وَفَرِيقًا تَقْتُلُونَ(87) وَقَالُوا
قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلاً مَا يُؤْمِنُون
َ(88) وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ
عِنْدِ اللهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ
عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ
فَلَعْنَةُ اللهِ عَلَى ا
لْكَافِرِينَ(89)
“Sesungguhnya
Kami telah mendatangkan Al-Kitab kepada
Musa, dan Kami telah menyusulinya sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami
berikan bukti-bukti kebenaran (mu’mizat)
kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah
setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu pelajaran yang tidak sesuai
dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang kamu dustakan dan
beberapa orang kamu bunuh? Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup”. Tetapi
sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit
sekali mereka yang beriman. Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran yang
membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon
(kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah
datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar
kepadanya. Maka laknat Allahlah atas orang-orang yang ingkar itu”.
(2:87-89).
وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِمَّا
تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي ءَاذَانِنَا وَقْرٌ وَمِنْ بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ
فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ(5)
“Mereka
berkata: “Hati kami berada dalam tutupan, apa yang kamu seru kami kepadanya dan
di telinga kami ada sumbatan dan di antara kami dan kamu ada dinding, maka
bekerjalah kami; sesungguhnya kami bekerja pula:. (41:5).
كَبُرَ عَلَى ا لْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ
اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ(13) وَمَا
تَفَرَّقُوا إِلاَّ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ
الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَلَوْلاَ كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ
مُرِيبٍ(14)
“Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru meereka kepadanya. Allah
menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
agama-Nya orang-orang yang kembali. Dan mereka (ahli kitab) tidak berpecah belah
melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka karena kedengkian sesama
mereka. Kalau tidak kerena ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya
(untuk menangguhkan azab) sampai pada waktu yang ditentukan, pastilah mereka
sudah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan AlKitab sesudah
mereka, benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab
itu”. (42:13-14).
إِنَّ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ
اللهِ لاَ يَهْدِيهِمُ اللهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(104) إِنَّمَا
يَفْتَرِي ا لْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ
يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَأُولَئِكَ هُمُ
الْكَاذِبُونَ(105) مَنْ كَفَرَ بِاللهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ
أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِاْلإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ
صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ(106) ذَلِكَ
بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى اْلأَخِرَةِ وَأَنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي ا لْقَوْمَ
الْكَافِرِينَ(107)
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
ayat-ayat Allah (AlQuran) Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan
bagi mereka azab yang pedih. Sesungguhnya yang mengadakan-adakan kebohongan,
hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka
itulah orang-orang pendusta. Barang siapa kafir kepada Allah sesudah ia beriman
(dia mendapat kemurkaan), kecuali orang orang yang dipaksa kafir padahal hatinya
tetap tenang dalam beriman; akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk
kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang
demikian itu disebabkan kerana sesungguhnya mereka merncintai kehidupan dunia
lebih dari akhirat, dan bahwa Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang
kafir”. (16:104-107).
2. Akibat bagi penentang Al Quran.
Balasan bagi orang-orang yang menentang al-Quran, yang tidak
mau menjadikannya sebagai tuntunan dan undang-undang hidupnya, yaitu: Allah
menutup hati mereka dari kebenaran, sehingga mereka merugi. Allah memalingkan
hati mereka dari kebenaran, Allah menambah penyakit hati mereka dan membiarkan
terombang ambing dalam kesesatan.
Marilah kita perhatikan ayat-ayat di bawah ini:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ
ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ(6) خَتَمَ اللهُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ
عَظِيمٌ(7)
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak,
mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran
mereka, dan penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”.
(2:6-7).
أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللهُ عَلَى
قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ(108) لاَ جَرَمَ أَنَّهُمْ
فِي اْلأَخِرَةِ هُمُ ا لْخَاسِرُونَ(109)
“Mereka
itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati
oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di
akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi”. (16:108-109).
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللهُ قُلُوبَهُمْ
وَاللهُ لاَ يَهْدِي ا لْقَوْمَ ا لْفَاسِقِينَ(5)
“... Maka tatkala mereka berpaling dari kebenaran, Allah
memalingkan hati mereka dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (61:5).
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا
بِاللهِ وَبِ ا لْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَمَا
هُمْ بِمُؤْمِنِينَ(8) يُخَادِعُونَ اللهَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ
إِلاَّ أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ(9) فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ
اللهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ(10) وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُوا فِي
اْلأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ(11) أَلاَ إِنَّهُمْ
هُمُ ا لْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لاَ
يَشْعُرُونَ(12) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا كَمَا ءَامَنَ النَّاسُ قَالُوا
أَنُؤْمِنُ كَمَا ءَامَنَ السُّفَهَاءُ أَلاَ إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ
لاَ يَعْلَمُونَ(13) وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَا
خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ
مُسْتَهْزِئُونَ(14) اللهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ
يَعْمَهُونَ(15)
“Di
antara manusia ada orang yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari
akhir”, padahal mereka tidak beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang
yang beriman; padahal mereka hanya menipu diri mereka sendisedang mereka tidak
sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu di tambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Dan bila dikatakan
kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami orang-orang yang membuat perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya
mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang yang
telah beriman: “Mereka menjawab: “Akan berimankan kami sebagaimana orang-orang
yang bodoh itu telah beriman?”. Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang
yang bodoh, tetapi mereka tidak sadar. Dan bila mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila
mereka kembali kepada setan-setan mereka mereka berkata: “Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. Allah akan membalas
olok-olok mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka”.
(2:8-15).
f. manusia dan al-quran
Al Quran merupakan fitrah Allah yang diciptakan selaras
dengan fitrah manusia, sehingga apabila manusia ber-Quran, ia akan dapat
mempertahakan eksistensi dirinya sebagai ahsana taqwim. Sedangkan bila
tidak berQuran, maka ia telah keluar dari fitrahnya dan jatuh ke lembah
asfala safilin.
Allah berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا
فِطْرَةَ اللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ
ذَلِكَ الدِّينُ ا لْقَيِّمُ وَلَكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ(30)
“Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama yang lurus; (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui”. (30:30).
1. Manusia diciptakan oleh yang Maha Pencipta dan Yang Maha tahu
Allah adalah Rabb yang Maha ‘Alim dan Maha Khalik.
Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:
هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ
عَالِمُ ا لْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ
الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ(22) هُوَ اللهُ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ ا لْمَلِكُ
ا لْقُدُّوسُ السَّلاَمُ ا
لْمُؤْمِنُ ا لْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ
ا لْجَبَّارُ ا لْمُتَكَبِّرُ
سُبْحَانَ اللهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ(23) هُوَ اللهُ ا لْخَالِقُ
الْبَارِئُ ا لْمُصَوِّرُ
لَهُ اْلأَسْمَاءُ ا لْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي
السَّمَوَاتِ وَ اْلأَرْضِ وَهُوَ ا
لْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(24)
“Dia-lah
Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata,
dan Dia adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan
kecuali Dia, Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Maha
Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha
Kuasa, Yang Maha Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan. Dialah yang Maha Menciptakan, Yang mengadakan,Yang Membentuk Rupa,
Yang mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
(59:22-24).
Al-Quran adalah ilmu Allah, merupakan wujud dari ke Maha
‘Aliman Allah. Sedangkan manusia dan alam raya (bumi) adalah ciptaan Allah,
merupakan wujud dari ke Maha Khaliqan Allah. Manusia, bumi dan Al-Quran berasal
dari satu sumber, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, antara manusia, bumi dan
al-Quran tidak bisa dipisahkan untuk selama-lamanya. Manusia yang merupakan
makhluk ciptaan Allah yang hidup di bumi Allah harus berilmu dengan ilmu Allah,
yaitu Al-Quran, karena Allah telah mengajarkannya setelah Ia
menciptakannya.
Di dalam Surah Ar-Rahman Allah
berfirman:
الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ
ا لْقُرْءَانَ (2) خَلَقَ اْلإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ
الْبَيَانَ (4)
“Ar-Rahman
(Yang Maha Pemurah).Yang telah mengajarkan Al-Quran, Dia menciptakan manusia,
mengajarkannya pandai berbicara”. (55:1-4).
2. Pertanggung jawaban manusia atas Al Quran
Akhirnya kita faham bahwa, Al-Quran adalah amanat Allah yang
dipikulkan kepada manusia, supaya ajarannya diamalkan dan disebar luaskan serta
hukum-hukumnya ditegakkan di muka bumi, sehingga dijadikan sebagai pedoman hidup
bagi seluruh umat manusia.
Setiap manusia akan ditanya bagaimana ia memberlakukan
AlQuran, apakah telah menegakkannya atau tidak. Untuk menghadapi pertanggung
jawaban ini, hanya satu jalan yaitu, mengamalkannya dengan sebaik-baiknya,
sehingga selamat dari tuntutan Allah SWT.
Allah berfirman:
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ
إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ(43) وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ
وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ(44)
“Maka
perpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu.
Sesungguhnya kamu berada di jalan yang lurus. Dan sesungguhnya Al Quran itu
adalah benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu
akan dimintai pertanggung jawaban”. (43:43-44).
g. Kesimpulan
1. Al-Quran
secara bahasa berarti bacaan, secara difinisi adalah kalamullah yang mulia dan
terpelihara yang diturunkan oleh Allah lewat perantaraan Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab, terdiri dari 30 juz, untuk menjadi
peringatan bagi manusia.
2. Kitab
sebelumnya adalah Taurat, Zabur dan Injil. Setiap muslim wajib mengimaninya.
Namun keberadaan kitab-kitab tersebut telah banyak ditahrif, ditalbis dan
disembunyikan oleh para ahli kitab.
3. Turunnya
Al-Quran adalah untuk meluruskan yang diselewengkan, membongkar yang
disembunyikan dan memurnikan yang dicampuradukkan.
4. Pokok
kandungan Al-Quran terdiri dari tiga hal, yaitu: Huda, Bayyinat minal huda dan
Furqon yang masing-masing memiliki sepisifikasi dan sasaran masing-masing.
5. Orang-orang
yang mengikuti Al-Quran mendapat maqom di sisi Allah sebagai Muttaqin, Ulil
Albab, Ulil Absor dan man yakhsyallah. Dan balasannya adalah ketenangan dan
keselamatan hidup serta kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sedangkan orang yang
menentang Al-Quran adalah orang-orang kafir yang berhati sombong, dengki dan
lebih mencintai dunia daripada akhirat. Balasan untuk orang-orang ini adalah
hidupnya terombang-ambing dalam kesesatan dan di akhirat disiksa di
neraka.
6. Al-Quran
adalah amanat Allah SWT kepada manusia, supaya ia memikul dan mengamalkannya dan
Allah akan meminta pertanggungjawaban atas amanat ini, apakah ia menjaganya atau tidak. ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar